[RSKO Jakarta] - Pada hari ini, 1 Desember 2019, dunia sekali lagi memperingati Hari Aids Sedunia, yang tidak lain bertujuan untuk mengajak masyarakat sadar akan bahaya AIDS, berlomba-lomba mencegah infeksi HIV, dan bagi pengidap agar dapat mengontrol bagaimana hidup dengan virus tersebut.
Pada sebuah peringatan Hari yang memiliki arti atau kejadian tertentu yang berdampak bagi umat manusia, negara ataupun agama selalu menggunakan kata 'selamat'. RSKO Jakarta akan menggunakan narasi lain dalam memperingati Hari AIDS Sedunia.
Dengan hati yang sejuk kami Memperingati Hari AIDS Sedunia / World AIDS Day yang diperingati tiap tanggal 1 Desember. Sekedar untuk pengetahuan, AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
Virusnya sendiri bernama Hunan Immunodefiency Virus yang disingkat HIV, yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Mengingat kembali bahwa masih banyak orang di luar sana yang bisa terserang virus ini dan mungkin dikucilkan orang-orang di sekitarnya. Hal ini membuat banyak orang yang peduli dan sadar akan HIV AIDS menghimbau bahwa bukan orangnya lah yang perlu dihindari, namun virusnya.
Peringatan Hari AIDS Sedunia ini tentunya juga menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan menerapkan hidup sehat. Hari peringatan kesehatan yang digagas oleh World Health Organization (WHO) ini sendiri disimbolkan oleh pita merah yang menjadi lambang solidaritas antar sesama untuk ikut serta mendukung mereka yang positif HIV dan orang di sekitarnya.
Nah, tentunya, hal ini bisa menjadi salah satu pengingat untuk Anda agar tetap menjaga kesehatan serta mengerti akan bahaya AIDS serta bagaimana cara mencegahnya.
Sebagai One Stop Service di bidang NAPZA / narkoba, pasien rawat inap RSKO Jakarta sebagian besar ialah pecandu narkoba. Para pecandu narkoba merupakan individu-individu yang berisiko terpapar Virus HIV.
Dampak dari prilaku penggunaan narkoba ialah penularan HIV. Di Indonesia, narkoba suntik masih menjadi salah-satu moda penularan HIV yang sangat diperhatikan.
Untuk menunggalanginya, Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI merancang Program Pengurangan Dampak Buruk Komprehensif dan Terpadu yang memadukan berbagai komponen intervensi mulai dari layanan alat suntik steril, hingga terapi ARV dan terapi koinfeksi TB + Hepatitis.
Pemerintah telah mengeluarkan Permenkes no 55/2015 dalam menangani dual epidemi HIV-Narkoba. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Seperti yang kita ketahui, tubuh manusia memiliki sel darah putih (limfosit) yang berguna sebagai pertahanan tubuh dari serangan virus maupun bakteri.
Virus HIV yang masuk tubuh manusia dapat melemahkan bahkan mematikan sel darah putih dan memperbanyak diri, sehingga lemah melemahkan sistem kekebalan tubuhnya (CD4). Dalam kurun waktu 5-10 tahun setelah terinfeksi HIV, seseorang dengan HIV positif jika tidak minum obat anti retroviral (ARV), akan mengalami kumpulan gejala infeksi opportunistik yang disebabkan oleh penurunan kekebalan tubuh akibat tertular virus HIV, yang disebut AIDS.
Berdasarkan data Kemenkes RI Sejak pertama kali ditemukan sampai dengan Juni 2018, HIV/ AIDS telah dilaporkan keberadaannya oleh 433 (84,2%) dari 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.
Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Juni 2018 sebanyak 301.959 jiwa (47% dari estimasi ODHA jumlah orang dengan HIV AIDS tahun 2018 sebanyak 640.443 jiwa) dan paling banyak ditemukan di kelompok umur 25-49 tahun dan 20-24 tahun. Adapun provinsi dengan jumlah infeksi HIV tertinggi adalah DKI Jakarta (55.099), diikuti Jawa Timur (43.399), Jawa Barat (31.293), Papua (30.699), dan Jawa Tengah (24.757).
Pada tahun 2017 mencatat dari 48.300 kasus HIV positif yang ditemukan, tercatat sebanyak 9.280 kasus AIDS. Sementara data triwulan II tahun 2018 mencatat dari 21.336 kasus HIV positif, tercatat sebanyak 6.162 kasus AIDS. Adapun jumlah kumulatif kasus AIDS sejak pertama kali dilaporkan pada tahun 1987 sampai dengan Juni 2018 tercatat sebanyak 108.829 kasus.
Yuks Jaga Diri kita dari HIV, Jauhi Penyakitnya Bukan Orangnya.
_____________________
Mari selamatkan generasi, Salam hangat RSKO Jakarta
Twitter (DI SINI) Instagram (DI SINI) Facebook (DI SINI) Web (DI SINI)
Share This News