Diabetes atau orang awam menyebutnya
kencing manis amat umum didengar di telinga masyarakat. Dapat dikatakan
penyakit ini sering kali dibicarakan masyarakat selain penyakit hipertensi,
jantung dan TBC.
Berdasarkan laporan data International
Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes tipe 1 di Indonesia
mencapai 41.817 orang pada 2022. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia berada
pada peringkat teratas di ASEAN.
Paling banyak penderita diabetes tipe 1 di
Indonesia berusia antara 20-59 tahun, sebanyak 26.781 orang.
Kemudian, penderita yang berusia di bawah
20 tahun sebanyak 13.311 orang dan penderita berusia 60 tahun ke atas sebanyak
1.721 orang.
Penyakit DM merupakan gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai
akibat insufisiensi fungsi insulin.
Menurut WHO, 1999, Insufisiensi fungsi
insulin dapat disebabkan gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel
beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya
sel-sel tubuh terhadap insulin.
Untuk itu kita patut mengetahui tanda atau
gejala ketika diri kita mengidap DM. Patut diketahui Diabetes seringkali muncul
tanpa gejala. Tapi ada beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai syarat
kemungkinan diabetes.
Gejala tipikal yang sering dirasakan
penderita diabetes antara lain sering buang air kecil, sering haus dan banyak
makan/ mudah lapar.
Acapkali pula muncul pada tangan atau kaki,
timbul gatal-gatal yang sering kali sangat mengganggu, dan berat badan menurun
tanpa sebab yang jelas.
Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum
dikeluhkan oleh penderita adalah polyuria (sering buang air kecil), polydipsia
(sering haus) , polifagia (banyak makan/ mudah lapar), penurunan berat badan,
cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada
kulit).
Sedangkan pada DM Tipe 2 gejala yang
dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2 seringkali muncul tanpa
diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit
sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi.
Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah
terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan
umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi
pada pembuluh darah dan syaraf.
Bila melihat gejala-gejala itu pada diri
Anda atau keluarga segerakan pemeriksaan diri ke fasilitas kesehatan.
Apa penyebab Penyakit Diabetes Melitus
atau kencing manis ?
Pertama, mengomsumsi nutrisi yang tidak seimbang. Pola makan seseorang yang
tidak memiliki nutrisi seimbang cenderung meningkatkan gula darah.
Menu makanan yang hanya didominasi oleh
karbohidrat, lemak, dan makanan berkolesterol membuat darah akan penuh dengan
kolesterol. Beda jika makanan kita dilengkapi dengan serat dan sayuran yang
membuat nutrisi terserap sempurna.
Kedua, Aktifitas fisik yang tidak seimbang juga dapat menyebabkan DM.
Aktifitas tidak seimbang ini dapat dikatakan kurang atau anak sekarang
menyebutnya mager (males gerak).
Pekerja kantoran selama 8 jam aktifitasnya hanya
didominasi oleh kegiatan duduk saja, hal ini menyebabkan otot tubuh tidak akan
terlatih dengan baik.
Terlebih lagi peredaran darah akan
tersumbat karena darah tidak mengalir ketika kolesterol dan lemak jahat dalam
darah tidak dikeluarkan melalui aktifitas fisik yang menghasilkan keringat.
Ketiga, sering mengonsumsi minuman yang disertakan Pemanis Buatan. Kadar
glukosa berlebih dalam darah juga bisa disebabkan oleh pemanis buatan.
Kok bisa? Karena pemanis sederhana tidak
memerlukan waktu lama untuk diserap oleh tubuh, sedangkan pemanis buatan akan
bertahan dalam darah dan merusak sistem kerja insulin. Gawat kan !
Keempat, mengomsumsi cemilan tidak sehat. Apa yang kita konsumsi merupakan
pilihan. Jika tidak pintar dalam memilih cemilan, seperti coklat atau es krim,
maka glukosa dalam darah meningkat. Pilihlah dengan pintar cemilan yang
menyehatkan bagi aliran darah dan tentu saja diri anda, seperti buah, sayur
ataupun biji-bijian.
Tidak melakukan pemeriksaan gula darah
secara teratur. Begitu terdapat gejala seperti lemas ataupun seperti gejala
yang disebutkan sebelumnya, periksakan segera diri Anda ke dokter. Kadang
kencing manis bisa ditanggulangi dengan pendeteksian dini.
Bagaimana cara menentukan Penyakit Diabetus
Melitus ?
Jika ingin mengetahui apakah Anda terkena
diabetes atau tidak, bisa dilihat dari tes gula darah. Bukan hanya satu tes
yang bisa dilakukan akan tetapi beberapa tes bisa menentukan tingkat gula dalam
darah Anda.
Terdapat pemeriksaan GDS (Gula Darah
Sewaktu) yaitu tes gula darah yang dilakukan pada saat kapanpun walaupun
sesudah makan.
Hasilnya akan menggambarkan kadar gula
darah. Jika hasil menunjukkan >200 mg/dl (11,1 mmol/L), maka sudah pasti
orang tersebut menderita gula darah.
Ada juga istilah GDP (Gula Darah Puasa),
biasanya tes GDP dilakukan dengan sengaja dan untuk mengetahui kadar gula dalam
darah setelah 8 sampai 10 jam tidak makan.
GDP dianjurkan untuk dilakukan di pagi
hari. Nilai GDP tidak boleh lebih dari 126 mg/dl (> 7.0 mmol/L) karena akan
terindikasi diabetes.
Selain pengukuran melalui tes gula darah,
Hemoglobin glikat atau dikenal dengan nama (HbA1C) bisa menguji produksi selama
3 bulan terakhir.
Jika menunjukkan lebih dari 6,5 % maka bisa
diIdentikkan dengan Diabetes. Lalu ada juga metode pelitian TTGO ( Tes
Toleransi Glukosa Oral).
Walaupun berbeda tes, namun akurasinya
sama. Tes ini mengharuskan untuk puasa terlebih dahulu dan 2 jam setelah minum,
baru glukosa bisa diketahui.
Jika nilai 2 jam setelah minum glukosa
mencapai lebih besar atau sama dengan 200 mg/DL (11,1 mmol/L) maka seseorang
terkena Diabetes.
Bagaimana cara mengatasi Penyakit Diabetes
Militus bagi penderita ?
Terpenting melakukan pemeriksaan kesehatan
secara teratur, menjalani pengobatan secara Intensif, melakukan aktifitas
secara fisik, dan memperbaiki kualitas komsumsi makanan. (AM)
Sumber : P2PTM Kemenkes RI
---
Salam Sehat
PKRS dan Pemasaran
Share This News