Masyarakat tentunya sudah sering mendengar tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pengertian dari Demam Berdarah atau Dengue adalah penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk yang telah menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah dalam beberapa tahun terakhir.
Virus Demam Berdarah ditularkan oleh perantara nyamuk betina dari spesies Aedes aegypti sedangkan pada tingkat lebih rendah, melalui perantara nyamuk Ae.albopictus. Nyamuk ini juga menjadi vektor demam kuning, chikungunya, dan virus Zika.
Kasus demam berdarah banyak tersebar di kawasan daerah tropis, dengan variasi lokal dimana risiko dipengaruhi oleh parameter iklim serta faktor lingkungan dan sosial.
Pada tahun lalu (2022) kasus DBD tercatat berjumlah 143,184 kasus dengan Incidence Rate DBD nasional sebesar 52.09 / 100.000 penduduk.
Sedangkan, total kematian akibat DBD sebanyak 1.236 kematian atau angka kematian sebesar 0.86% (Case Fatality Rate). Adapun dari total kematian tersebut 63% terjadi pada anak berusia 0-14 tahun.
Sampai minggu ke 22 (dua puluh dua) tahun 2023 Jumlah kumulatif kasus Dengue di Indonesia tercatat sebanyak 35.694 kasus (IR: 13/100.000 penduduk) dan 270 kematian (CFR : 0,76%).
Adapun provinsi yang terbanyak melaporkan kasus Dengue yaitu provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB.
Sedangkan kematian Demam Berdarah terbanyak dilaporan dari provinsi Jateng, Jabar, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kaltim. Dimana kasus Dengue terlaporkan di 449 Kabupaten/Kota di 34 provinsi.
Melihat sejarah Panjang banyaknya kasus DBD maka ASEAN Dengue Day (ADD) digagas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 di Hanoi, Vietnam, pada tanggal 30 Oktober 2010; Indonesia menjadi pelopor peringatan ADD pada 15 Juni 2011.
Deklarasi Jakarta untuk melawan Dengue disepakati oleh 10 negara di ASEAN yang memiliki tujuan untuk memperkuat kerjasama dan komitmen regional dalam upaya dengue. Dimana setiap tanggal 15 Juni diperingati sebagai ASEAN Dengue Day.
Tema Nasional ADD tahun 2023 : “Wujudkan Indonesia Bebas Dengue” dengan Sub Tema ADD : Bersinergi Menuju Indonesia Bebas Dengue, Selamatkan Generasi kita Dari Kematian Dengue, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik Menuju Indonesia Bebas Dengue.
Tema tersebut sangat relevan dengan situasi dan tantangan program penanggulangan DBD saat ini, baik pada tingkat nasional maupun global.
Kasus Demam berdarah mayoritas berasal dari negara negara yang berasal dari Asia tenggara dan Amerika Latin. Indonesia termasuk sebagai salah satu negara endemis Demam Berdarah bersama dengan Negara Negara yang terletak pada wilayah tropis dan subtropis seperti Thailand, Vietnam, India, Meksiko, Brasil, dll.
ADD yang diperingati tahun ini (2023) bertujuan untuk mengingatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan implikasi negatif dengue bagi individu, keluarga dan masyarakat. Selan itu juga bertujuan untuk mempromosikan dan mengkampanyekan tindakan pencegahan dan pengendalian yang efektif dan efisien di antara berbagai pemangku kepentingan untuk memerangi dengue.
Guna mencegah agar tidak terjadi kasus demam berdarah ini kita dapat melakukan tindakan 3M PLUS dibandingkan mengandalkan fogging yang dapat membunuh mahluk hidup lainnya. 3 M yang dimaksud yaitu: Menguras dan Menutup tempat penampungan air, serta Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas. Sedangkan tindakan Plus yang harus kita lakukan seperti :
Selain 3 M Plus, masyarakat juga harus memahami kebiasaan dari nyamuk DBD mengigit ; Antropofilik (arasit yang lebih memilih atau mencari manusia sebagai inang daripada hewan lainnya), Periodik diurnal puncaknya pagi (06.00 -10.00 wib), dan sore (16.00 - 18.00 wib), Nyamuk ini beristirahat di baju-baju yang menggantung, tempat-tempat lembab, dingin dan gelap.
Pemerintah tidak dapat bergerak sendirian butuh kolaborasi dengan masyarakat untuk kita bersama kompak menggalakkan 3M Plus ini, maka Indonesia bisa lekas bebas dari kasus demam berdarah. Selain upaya tersebut, untuk memperkuat imunisasi, telah tersedia vaksin dengue. (AM)
Sumber : Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI & P4I
Share This News