Adiksi atau ketergantungan adalah penyakit medis kronis yang dapat diobati
yang melibatkan interaksi kompleks di antara sirkuit otak, genetika,
lingkungan, dan pengalaman hidup individu. Orang dengan ketergantungan menggunakan zat atau terlibat dalam perilaku
yang menjadi kompulsif dan sering berlanjut meskipun konsekuensi berbahaya
(ASAM, 2019).
Adiksi atau ketergantungan dapat diartikan tidak memiliki kendali untuk melakukan, mengambil, atau menggunakan sesuatu sampai pada titik di mana hal itu dapat membahayakan Anda. Terdapat 2 jenis adiksi, yaitu adiksi napza dan adiksi perilaku. Napza (Narkoba) adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lain.
Yang termasuk napza misalnya heroin, kokain, meth/shabu, mdma/ekstasi,
alkohol, golongan benzodiazepin, rokok dan lainnya. Yang termasuk adiksi
perilaku misalnya Gaming disorder (adiksi gim) dan Gambling disorder.
_
ADIKSI NAPZA
• Adiksi Napza merupakan penyakit otak kronis yang bersifat
kambuhan dan ditandai dengan perilaku mencari dan menggunakan zat secara
kompulsif (terus menerus) meskipun memiliki konsekuensi yang merugikan.
• Adiksi mempengaruhi berbagai sirkuit di otak seperti sistem reward,
motivasi, belajar dan memori, penilaian, pengambilan keputusan, serta kontrol
perilaku. Terjadi perubahan struktur dan fungsi otak yang diakibatkan oleh efek
zat yang disalahgunakan.
• Adiksi dapat dipulihkan. Pemulihan adiksi dapat berlangsung
seumur hidup dan rehabilitasi merupakan salah satu proses mencapai pemulihan.
_
Mengapa Seseorang Mengalami Adiksi?
Beberapa hal yang meningkatkan risiko terjadinya adiksi napza yaitu
a. Faktor Biologi
b. Faktor Lingkungan (rumah dan keluarga; teman
sebaya dan sekolah)
c. Penggunaan di usia dini dan cara penggunaan
_
Dalam Keluarga
Interaksi awal dalam keluarga dapat positif atau negatif. Anak-anak lebih
mungkin mengalami risiko saat :
• Kurangnya kelekatan dan pengasuhan yang tidak efektif
• Lingkungan rumah yang berantakan/ kacau balau
• Adanya pengasuh yang menyalahgunakan napza, menderita masalah
mental, atau terlibat dalam perilaku kriminal.
Keluarga dapat menjadi faktor protektif bila terdapat:
• Ikatan yang kuat antara anak dan keluarga;
• Keterlibatan orangtua dalam kehidupan anak;
• Orang tua yang suportif yang dapat memenuhi kebutuhan keuangan,
emosi, kognitif, dan sosial
• Disiplin yang konsisten dan batasan yang jelas
_
Di Luar Keluarga
Beberapa faktor risiko yaitu:
• Perilaku agresif dan impulsif
• Kegagalan akademik
• Keterampilan koping sosial yang buruk
• Berhubungan dengan teman sebaya yang memiliki perilaku bermasalah,
termasuk penyalahgunaan napza
• Persepsi yang salah tentang penerimaan terhadap perilaku
penyalahgunaan napza
Sumber referensi : Buku 50 Tahun RSKO Berkarya
Salam sehat
Instalasi
PKRS dan Pemasaran RSKO Jakarta
Share This News