Salah-satu sosok dari jutaan anak bangsa yang mengisi
kemerdekaan ialah Bang Ali atau Ali Sadikin, seorang Letnan Jenderal KKO-AL
(Korps Komando Angkatan Laut) yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno menjadi
Gubernur Jakarta pada tahun 1966 untuk
memimpin Ibu Kota Negara Indonesia (IKN).
Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Deputi Kepala
Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja, Menteri Koordinator
Kompartemen Maritim/Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora dan Kabinet
Dwikora yang disempurnakan di bawah pimpinan Presiden Soekarno.
Bang Ali menjadi Gubenur Jakarta di 1966-1977, dimana beliau
termasuk Gubenur DKI Jakarta yang meninggalkan banyak legasi. Beliau merupakan
Gubenur masa transisi dari Orde Lama ke Orde Baru. Sang Jenderal sebelas tahun
mengabdi bagi negeri khususnya DKI Jakarta.
Legasi Ali Sadikin dengan merubah wajah Jakarta yang dikenal
sebagai kampung besar dengan menata kampung-kampung di Jakarta, dia juga
meletakkan perhatian di pengembangan kesenian, kebudayaan, & kemerdekaan
pers.
Dari sekian banyak legasi yang diketahui oleh banyak
masyarakat, ada hal yang sangat krusial bagi bangsa tapi kurang dikenal yaitu
perlawanannya melawan kejahatan narkoba.
Ali Sadikin juga amat berperan dalam berdirinya Rumah Sakit
Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta yang begitu melegenda sebagai rumah sakit
khusus penanganan pecandu narkoba agar dapat sembuh dan pulih. RSKO Jakarta
sampai saat ini masih rumah sakit khusus satu-satunya di Indonesia yang
komprehensif pelayanan penyalahgunaan NAPZA.
Berdasarkan wikipedia, Presiden RI, Soeharto mengeluarkan
Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 6 Tahun 1971 kepada Kepala
Badan Koordinasi Intelijen Nasional (BAKIN) untuk menanggulangi 6 (enam)
permasalahan nasional yang menonjol, yaitu pemberantasan uang palsu,
penanggulangan penyalahgunaan narkoba, penanggulangan penyelundupan,
penanggulangan kenakalan remaja, penanggulangan subversi, pengawasan orang asing.
Pada awal dekade 70an permasalahan penyalahgunaan narkotika
begitu marak, menindak lanjuti instruksi Presiden beliau terlibat dalam
mendirikan Badan Koordinasi Penanggulangan Narkotika di tahun 1971.
Dari buku 30 tahun RSKO Jakarta, Bakorlantik diilhami oleh
beberapa hal, antara lain, pernyataan
presiden Amerika Serikat, Nixon yang menyatakan : Perang Terhadap Narkotika.
Salah satu agenda Bakorlantik adalah mendirikan sebuah rumah
sak1t yang khusus menangani masalah penyalahgunaan Napza. Atas instruksi Gubernur,
kemudian Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr.Hermaan Susilo MPh mulai
menjajaki pendirian rumah sak1t yang dimaksud.
Menyadari bahwa masalah penyalahgunaan NAPZA merupakan salah
satu masalah kejiwaan, Dr.Herman kemudian menghubungi Prof.Dr. Kusumanto Setyonegoro (Kepala
Direktorat Kesehatan Jiwa, Depkes RI dan Kepala Bagian llmu Kedokteran Jiwa
(Psikiatri FKUI), yang pada tahun 1969 menerima untuk pertama kaliya penderita
ketergantugan morphine di Sanatorium Dharmawangsa.
Usulan untuk membentuk Drug Dependence Unit (DDU) kepada
Bpk.H.Ali Sadikin diterima, dan pada tanggal 6 November 1971 keluarlah
instruksi Gubernur DKI Jakarta untuk membentuk Drug Dependence Unit guna
merawat korban penyalahgunaan zat. Konsep perencanaan proyek DDU diserahkan
kepada Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri) FKUI .
Pada tanggal 12 April 1972, Bp.H.Ali Sadikin meresmikan
bangunan DDU yang terletak dikomplek RS Fatmawati. Kelengkapan sarana dan
prasarana secara bertahap dengan bantuan anggaran Dinas Kesehatan DKI Jaya dan
juga RS Fatmawati sehingga DDU dapat memperoleh tempat tidur, meja kursi dan
peralatan standar lainnya. Ada pun pejabat yang ditunjuk untuk memimpin DDU
saat itu adalah Letkol (CKM) dr.Erwin Widjono, psik1ater.
Pada tahun 1974, DDU berubah menjadi Lembaga Ketergantungan
Obat (LKO). Kemudian 1978, LKO berubah status menjadi rumah sakit tipe C
menjadi Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) dibawah naungan Departemen
Kesehatan RI dengan keputusan Menkes RI Nomor 138/Menkes/SK/IV/78.
Pasien pertama RSKO Jakarta berjenis kelamin perempuan
dengan ketergantungan morphine yang diterima tanggal 3 Juli 1972. Tanggal ini
kemudian dianggap sebagai tanggal beroperasi (berdirinya) RSKO Jakarta.
RSKO Jakarta sudah tidak lagi berada di komplek RS
Fatmawati, saat ini RSKO Jakarta berlokasi di tanah milik Pemda DKI Jakarta di
Jalan Lapangan Tembak no.75, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur sejak 2002.
Legasi Ali Sadikin, RSKO Jakarta telah berusia 50 tahun,
ratusan ribu atau jutaan masyarakat sudah terselamatkan baik melalui pelayanan
langsung, edukasi, jejaring, pendidikan, dan lain sebagainya.
Penulis : Andri M
Content by Instalasi PKRS dan Pemasaran RSKO Jakarta
Share This News