Kata siapa orang dalam masa rawat jalan pemulihan
penyalahgunaan narkoba / NAPZA tidak bisa berkreasi ! layaknya manusia mainstream,
mereka dapat berkarya .
Ya, di tangan yang tepat,
para pasien NAPZA dapat berkarya bahkan bisa melakukan aktivitas sebagai mana
mestinya.
Di RSKO Jakarta, para pasien NAPZA mendapatkan pelayanan
Rawat Jalan dan Rawat Inap. Pasien Rawat Jalan dilayani di Poliklinik NAPZA, Program
Terapi Rumatan Methadone (PTRM) daan Program Terapi Rumatan Buprenofine ( PTRB).
PTRM ini adalah pemberian obat metadone harian kepada pasien
ketergantungan heroin di institusi kesehatan seperti Puskesmas atau Rumah Sakit
dengan pengawasan langsung oleh petugas kesehatan. RSKO Jakarta merupakan
salah-satu rumah sakit yang ditunjuk memberikan pelayanan PTRM.
Rumatan merupakan upaya mempertahankan pasien selama mungkin
menjalani terapi tersebut sampai akhirnya dosis dapat diturunkan bertahap dan,
bila memungkinkan, berhenti. Dosis awal diberikan pada kisaran 15-30 mg/hari
dan dinaikkan bertahap sampai mencapai kisaran 60-120 mg/hari pada tahun
pertama terapi.
Selain pelayanan Rumatan, mereka juga akan dilatih dan
diajak berinteraksi, nersosialisasi, berkarya sehingga bisa membangkitkan
kreativitas yang mereka miliki.
Plt Dirut RSKO Jakarta, dr.R.Soeko W Nindito D., MARS
melihat pentingnya pasien NAPZA berkreatifitas. Untuk itu RSKO Jakarta menyelenggarakan
lomba kreatifitas pasien rawat inap dan rawat jalan NAPZA.
Lomba kreatifitas yang diselenggarakan ialah seni melukis
yang dilaksanakan pada hari selasa, 22 Juni 2021 (pasien rawat inap) dan
Selasa, 29 Juni 2021 (pasien rawat jalan). Untuk penyelenggaraan pada tanggal 22 Juni
2021 diikuti oleh 38 peserta.
<!--[if gte vml 1]><!--[endif]-->
“Lomba kreatifitas
pasien NAPZA merupakan bagian dari rangkaian menyambut Hari Anti Narkotika Internasional (26 Juni
2021), Hari Ulang Tahun RSKO Jakarta ke 49 (3 Juli 2021)dan Hari Ulang Tahun
DKI Jakarta ke 494 (22 Juni 2021)” penjelasan dr.Soeko di ruang main hall
Instalasi Rehabilitasi NAPZA (22 Juni 2021).
Tambah Plt Dirut RSKO Jakarta, dengan lomba melukis ini
diharapkan dapat memunculkan semangat dan memancing kreatifitas pasien NAPZA baik
itu rawat inap maupun rawat jalan.
Lanjutnya, melukis merupakan media ekspresi karena tidak
semua ekpresi dapat dikeluarkan secara verbal dan dengan ekpresi tubuh.
Goreskan apa yang kita rasakan dengan melukis didalam Kanvas.
“Dengan melukis
membuat seseorang mengenal perasaannya, sehingga pasien Instalasi Rehabilitasi
dapat mengenali rasa bahagia bukan hanya dari zat NAPZA yang disalahgunakan”
ungkap dr.Soeko.
Pasien Instalasi Rawat jalan terdiri dari berbagai macam
usia. Mereka juga memiliki tingkat kesembuhan dan pemulihan yang berbeda beda
satu sama lain.
Ternyata dari lomba melukis ini terlihat pasien Rawat Jalan
memiliki kemampuan seni yang baik. Meskipun mereka dalam proses pengobatan, tapi
mereka masih dapat berekspresi di media kanvas lukis.
Lomba kreatifitas pasien diikuti oleh pasien rawat inap
Instalasi Rehabilitasi NAPZA sebanyak 50 pasien. Para pasien terlihat antusias
dan semangat mengikuti lomba kali ini.
Pemenang lomba kreatif ini diberikan hadiah hiburan yang
telah disiapkan oleh panitia hari Anti Narkotika Internasional (HANI) dan HUT
RSKO Jakarta ke 49.
Menurut dr.Soeko, tujuan lomba kreatifitas ini selain untuk
memeriahkan peringatan HANI dan HUT RSKO Jakarta, tetapi juga membuat pasien
senang agar imun tubuh terjaga sehingga pasien cepat pulih. Sangat tepat apabila
tema lomba kreatifitas melukis hari ini ‘Jakarta Bebas NAPZA’. (AM)
___
Editorial : Tim Publikasi dan Dokumentasi HUT RSKO Jakarta
Laporan Subbag Hukormas RSKO Jakarta
Share This News