Instalasi Rawat Jalan berkerjasama dengan Instalasi Promkes
dan Pemasaran RSKO Jakarta menyelenggarakan penyuluhan kesehatan kepada pasien Tim
Program Terapi Rumatan Methadone (PTRM) daan Program Terapi Rumatan Buprenofine
( PTRB) pada hari Senin, 14 Juni 2021.
Penyuluhan dilaksanakan terkait dengan penyakit yang
diakibatkan oleh penggunaan jarum suntik bergantian (sharing needle).
Kegiatan pemberian edukasi ini diberikan oleh dokter yang
bertugas Poliklinik Rawat Jalan dr. Latsny Widyasari yang melibatkan 30 pasien
PTRM dan PTRB di ruang edukasi Instalasi Rawat Jalan.
Pendidikan kesehatan ini merupakan bagian dari rangkaian
peringatan hari Anti narkotika Internasional (26 Juni 2012) dan Hari Ulang
Tahun (HUT) RSKO Jakarta ke 49 (3 Juli 2021).
Dr.Latsny membuka tabir, menurut data dari PUSDATIN HIV di
Indonesia pada tahun 2019 tercatat 50.282 kasus. Dimana terjadi peningkatan
kasus setiap tahunnya dimana kasus aktif laki-laki 68,8 ?n wanita 31,2 %.
Persentasi penderita HIV ; 18 ?ri pelanggan pekerja seks,
17 % laki-laki berhubungan sex dengan laki-laki, 12 % pengguna jarum santik, 6
% wanita pekerja seks.
“Human Immuno
Deficiency yang disingkat HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih yang
menyebabkan kekebalan tubuh menurun sehingga menjadi mudah terserang penyakit”
jelasnya.
Tambah dr.Latsny, HIV dapat menular melalui hubungan
seksual, pemakaian jarum suntik bergantian, transfuse darah, persalinan dan
menyusui. HIV tidak menular melalui jabat tangan, tempat makan minum, dan
gigitan nyamuk.
Pada awal terkena HIV pasien tidak merasakan gejala. Jika
tidak diobati pada 5 s/d 10 tahun akan terjadi gejala-gejala penyakit /
sindroma yang kita sebut dengan AIDS (Acquired
Immuno Defiency Syndrome), seperti sering demam, diare, batuk-batuk, berat
bedan turun, tidak nafsu makan, sakit kepala, penurunan kesadaran bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Dokter yang bertugas di RSKO Jakarta ini mengedukasi pasien bahwa HIV dapat dihindari dengan konsep ABCDE
; abstinence artinya absen / tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum
menikah, Be faithful artinya bersikap setia pada pasangan, tidak berganti-ganti
pasangan, penggunaan kondom, bebas dari penggunaan jarum suntk bergantian, dan
menerima edukasi mengenai HIV
“Sampai sekarang belum
ada obat yang mematikan virus HIV, tetapi pengobatan HIV adalah membuat virus
tidak aktif, diharapkan kualitas hidup pasien akan meningkat, sehat dapat
berkerja, melakukan aktivitas, tidak mudah sakit,” kata dr.Latsny, Senin (14/06/2021)
di RSKO Jakarta.
Dr.Latsny menambahkan pengobatan HIV harus terus menerus,
seumur hidup untuk mencegah virus HIV aktif.
Selain edukasi mengenai HIV juga memberikan informasi
kesehatan menyangkut Hepatitis B dan Hepatitis C.
Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
hepatitis B dan C. Virus ini menyerang organ hati. Sama seperti HIV, virus ini
ada dalam cairan tubuh dan menular melalui hubunga seksual dan penggunaan jarum
suntik bergantian.
Pada awal orang terkena HIV orang dapat tidak mengalami gejala apapun. Akan tetapi virus ini dapat bertahan di tubuh selama menahun, kronis bisa berpuluh-puluh tahun dan merusak organ hati tanpa disadari. Jika organ hati rusak maka akan terjadi pergeseran liver, kamker hati, rongga perut terisi cairan, sesak, kaki bengkak, muntah & BAB berdarah, dan penularankesadaran dan kematian.
Dr.Latsny menerangkan bagaimana mencegah Hepatitis B
danHepatitis C sama seperti pencegahan penyakit HIV.
Telah ada kemajuan dalam pengobatan Hepatitis B dan
hepatitis C saat ini. Kedua penyakit ini pada prinsipnya dapat diobati.
Rencananya, penyuluhan akan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, tanggal
14, 15, 16 Juni 2021 berlokasi ditempat yang sama di Ruang Edukasi Rawat Jalan
pada pukul 09.00 WIB. (AM)
___
Editorial : Instalasi Promkes dan Pemasaran RSKO Jakarta
Laporan Subbag Hukormas RSKO Jakarta
Share This News