Sedentari
atau Males gerak (Mager) menjadi istilah yang populer dikalangan millenial dan
generasi digital. Aktifitas ini bahkan acapkali menjadi trending topic di
media sosial ketika akhir pekan atau tanggal merah tiba.
Sedentari
juga dapat terjadi di lingkungan kerja bagi pegawai yang bentuk pekerjaannya di
depan komputer saja.
Sedentari
di tempat kerja dapat berupa seharian dibangku kerja dengan minim aktiitas
fisik. Kalangan kesehatan menyebutnya dengan gaya hidup sedentari.
Gaya
hidup sedentari dapat memperburuk kesehatan tubuh kita. Apalagi bagi pekerja
dimana saat perjalanan menuju kantor dari rumah ditempuh dengan kendaraan umum
atau pribadi.
Berarti
pengguna kendaraan umum dan pribadi juga akan duduk sepanjang jalan. Begitupun
ketika pulang ke rumah, sesampainya di rumah setelah bekerja seharian, banyak
pekerja kantoran yang akan langsung beristirahat di sofa atau tempat tidur
untuk melepas lelah. Bahkan adapula yang melanjutkan pekerjaan hingga larut
malam.
Dokter
Muhammad Soffiudin (dr.Sofi) di acara Danone Reunite yang diselenggarakan
secara virtual, jumat, 11 Desember 2020 menjelaskan ada 3 Revolusi Hidup Sehat
dengan 3 cara yakni Jaga Aktivitas Fisik Jangan Mager (Males Gerak), Jaga
Asupan Nutrisi dan Jaga Kesehatan Mental.
dr.Soffi
menitikberatkan bagaimana individu dapat melakukan pola hidup sehat dengan
aktifitas fisik tidak hanya diam ditempat duduk. Menurut dr.Soffi duduk adalah
rokok baru "sitting is the new cigarette".
Risiko kelamaan duduk ternyata sama saja seperti merokok.
Tambahnya,
risiko terlalu banyak duduk dapat menimbulkan obesitas, penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, stroke, kelainan hormonal dan berbagai macam penyakit
lainnya.
Dokter
yang berkerja di Danone Indonesia ini
menyarankan agar Kita setelah 30 s/d 90 menit duduk untuk berdiri dan
meninggalkan tempat duduk kemudian melakukan olahraga di masa pandemi Covid-19
yang ringan tidak perlu yang high impact.
Ada
6 gaya hidup sehat di lingkungan kerja yang dapat mengurangi mager, silahkan di scroll ;
1.
Kebiasaan Mencuci Tangan Dengan Sabun dan Air Mengalir di Westafel
Pandemi
Covid-19 membuat kita semua wajib membiasakan pola hidup sehat dengan
mencuci tangan sesering mungkin. Kebiasaan ini dapat mengurangi risiko terpapar
virus corona dari droplet yang jatuh ke permukaan benda atau tubuh orang lain
yang kita sentuh.
Cuci
tangan dapat menggunakan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand
sanitizer. Namun, ada baiknya kita membiasakan cuci tangan dengan sabun
dan air mengalir.
Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) lebih merekomendasikan untuk
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Cara ini dapat mengurangi jumlah
semua jenis kuman dan bahan kimia di tangan.
Hand
sanitizer dapat digunakan bila sabun dan air tidak tersedia.
Kekurangan dari hand sanitizer ialah tidak cocok untuk
tangan kotor, berminyak, dan kurang efisian untuk menghilangkan bahan kimia
berbahaya.
Kenapa
harus mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir di westafel ! karena ketika
kita ke westafel membuat kita akan menggerakkan badan dan meninggalkan bangku
tempat kita berkerja. Ada aktifitas melangkah dari lokasi duduk ke westafel dan
dari westafel ke tempat duduk.
2.
Berjemur
Nah,
ada aktifitas yang membuat Anda harus bergerak dan meninggalkan tempat duduk
yakni berjemur. Dengan berjemur pastinya akan menggerakkan badan menuju tempat
/ lokasi dimana matahari dapat memberikan paparan ke tubuh kita.
Berjemur
selain akan menambah jumlah langkah juga akan memberi dampak pada kesehatan
tubuh kita. Studi dari Georgetown University Medical Center menunjukkan,
paparan ultraviolet dari sinar matahari dapat meningkatkan aktivitas sel darah
putih yang membantu tubuh melawan infeksi (sel T).
Aktifitas
Anda untuk mendapatkan sinar matahari ini juga bermanfaat bagi tubuh memperoleh
UVB yang membantu pembentukan Vitamin D. Patut diketahui, bahwa vitamin D dapat
membantu tubuh dalam penyerapan kalsium, yang merupakan zat penting untuk
menjaga tulang tetap kuat.
Tubuh
amat membutuhkan vitamin D untuk menjaga saraf, otot,dan mengatasi susah tidur.
Tentunya berjemur dapat menjaga sistem imun tubuh kita di masa pandemi Covid-19 sesuai
anjuran Kemenkes RI.
Dilansir
dari Kompas.com ( DI SINI), dari hasil penelitian Prof Dr Siti Setiati
SpPD-KGER di Indonesia yang diterbitkan dalam situs penelitian biomedis dan
bioinformatika National Center for Biotechnology (NCBI),
intensitas ultraviolet B (UVB) tertinggi ada pada pukul 11.00 WIB pagi sampai
pukul 13.00 WIB. Cukup 15 menit berjemur untuk mendapatkan manfaat sinar ultra
violet B.
3.
Senam Peregangan atau High Intensity Interval Training
Pekerjaan
yang mengandalkan komputer sebagai alat kerja berisiko mengalami masalah
kesehatan karena gaya hidup sedentari.
Direktorat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menganjurkan bagi para pekerja
kantoran untuk melakukan streaching / peregangan. Senam
peregangan dapat dilakukan dengan gerakan yang sederhana.
Gerakannya
cukup simpel memulainya dengan melenturkan leher ke depan-belakang, kanan-kiri,
serta menoleh pelan-pelan. Selanjutnya, putar bahu ke depan dan belakang
beberapa kali. Kemudian, putar pergelangan tangan dan kaki secara bergantian
dan arahnya berlawanan arah.
dr.Sofi
dalam kegiatan Danone Reunite menyarankan
agar Kita pekerja yang terlalu lama diam ditempat duduk untuk setiap 30 atau 90
menit melakukan senam peregangan.
Selain
senam peragangan ada gerakan lain yang lebih membakar kalori yaitu High
Intensity Interval Training (HIIT). Tapi dalam melakukan gerakan HIIT
harap berhati-hati karena dapat berisiko menimbulkan cidera.
Amat
mudah melakukan HIIT salah-satunya dengan metode : Sprint 30 detik -Santai 3
menit - Sprint 30 detik -Santai 3 menit. Bentuk gerakan HIIT bermacam-macam
disesuikan dengan individu nya.
Menurut
dr.Soffi gerakan HIIT merupakan solusi bagi individu yang beralasan tidak
memiliki waktu untuk olahraga di masa pandemi. Bahkan gerakan HIIT dapat membakar
kalori dan membuat tubuh mengucurkan keringat.
4.
Ubah Posisi Duduk Setiap 30 Menit
Saat
berkerja ada saja pegawai kantoran yang begitu serius menatap komputer membuat
tubuh minim aktifitas fisik. Solusinya cukup mudah dengan menempelkan kertas
note di monitor komputer yang bertuliskan "setiap 30 menit
ubah posisi duduk" atau gunakan alarm.
Tentunya
merubah posisi duduk akan membuat tubuh bergerak dari kepala, leher, badan,
tangan, jari, pinggul, bokong dan kaki. Sebaiknya selain merubah posisi duduk
juga melakukan peregangan.
5.
Naik Turun Tangga
Naik
turun tangga merupakan solusi efektif untuk mendapatkan jatah waktu olahraga di masa pandemi Covid-19.
Aktifitas fisik ini dapat menghindarkan dari gaya hidup sedentari. Untuk itu,
mulai dari sekarang untuk naik tangga daripada naik lift bila ruangan kerja
hanya di lantai 5.
Jikalau
ruangan Anda berkerja berada di lantai yang lebih tinggi Anda dapat menggunakan
lift terlebih dahulu sampai 5 lantai sebelum tujuan, kemudian dilanjutkan naik
melalui tangga.
6.
Beristirahat Di Luar Ruangan Kerja
Ada
saja pegawai kantoran yang waktu istirahat masih berada di ruangan kerja. Jika
kamu pegawai kantoran yang memiliki waktu istirahat (ISHOMA), cobalah berjalan
kaki selama beberapa menit di sekitar gedung kantor.
Carilah
udara segar untuk menghilangkan rasa jenuh atau makan siang agar diri Anda
dapat melangkahkan kaki. Tujuannya supaya Anda dapat terhindar dari gaya hidup sedentari.
--
Kita
patut waspada dengan gaya hidup sedentari "mager" yang
merupakan kebiasaan buruk dan harus dirubah. Jangan menunggu penyakit datang
menyerang kesehatan Anda.
Pandemi
Covid-19 menunggu waktu untuk berakhir, tapi gaya hidup sedentari bagi pegawai
kantoran yang berkerja didepan komputer akan selalu menjadi tantangan.
Laporan : Unit Kerja Hukormas RSKO Jakarta
Share This News