Judul
: 10 Perilaku Sadar Gizi, Sehat Berasal dari "isi piringku"
Penulis
& Narasumber : Kepala Instalasi Gizi RSKO Jakarta, Titi Paryati, S.Gz, RD
(Jakarta
– RSKO Jakarta) Tanggal 25 Januari selain perayaan Imlek juga Hari Gizi. Pada
hari gizi apakah Anda pernah mendengar sebutan “Isi Piringku”
? Mungkin masih banyak yang lebih mengenal konsep empat sehat lima sempurna
dibandingkan dengan Isi Piringku.
Pemerintah
saat ini menggencarkan kampanye Isi Piringku sebagai
pengganti konsep empat sehat lima sempurna yang selama ini dikenal masyarakat.
Isi Piringku merupakan pedoman agar masyarakat paham pentingnya makan sehat
dengan gizi seimbang.
Kepala
Instalasi Gizi RSKO Jakarta, Titi Paryati, S.Gz, RD menyampaikan “Sehat
berawal dari isi piringku. Zat-zat
gizi yang tekandung didalam makanan dan minuman yang kita konsumsi membawa
pengaruh terhadap system tubuh. Maka tidak salah bila dikatakan bahwa pola
asupan makanan menentukan status kesehatan seseorang” ucapnya di ruang
Instalasi Gizi RSKO Jakarta.
Tambahnya,
patut dipahami bahwa mengkomsumsi makanan bukan untuk sekedar kenyang, tetapi
perlu memenuhi kebutuhan nutrisi dan menjaga kesehatan tubuh. Karena itu
masyarakat hendaknya memahami pedoman gizi seimbang yang saat ini disebut dengan
istilah “Isi Piringku”.
RSKO
Jakarta sebagai fasilitas kesehatan yang berbentuk Rumah Sakit Khusus Pelayanan
Penyalahgunaan Obat / NAPZA / Narkoba turut memberikan pelayanan
penyelenggaraan makanan pasien rawat inap, konsultasi, edukasi dan penyuluhan gizi
bagi pasien rawat inap, rawat jalan dan masyarakat umum.
Dalam
pemberian pelayanan gizi, Instalasi Gizi RSKO Jakarta mengutamakan gizi
seimbang kepada pasien Rawat Inap Napza dan Non Napza.
Gizi
seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
keanekaragaman pangan, aktifitas fisik, perilaku hidup bersih dan
mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Informasi
kesehatan mengenai gizi seimbang tidak hanya berguna bagi pasien juga untuk
keluarga pasien. Setiap harinya Instalasi Gizi memberikan edukasi gizi di
Instalasi rehabilitasi Napza, Rawat Inap Komplikasi Fisik dan Jiwa.
Setelah
pasien pulang dari Rawat Inap diharapkan dapat dipraktekkan dan menyebarluaskan
informasi kesehatan kepada masyarakat dilingkungannya.
Untuk
menuju masyarakat sehat dan berprestasi diperlukan upaya untuk merubah perilaku
masyarakat menjadi perilaku sadar gizi.
Demi
mencapai hal tersebut ada pesan-pesan yang harus disampaikan untuk diterapkan
oleh masyarakat. Pesan gizi seimbang secara garis besar terbagi dalam 2
kelompok yaitu Pesan Umum dan Pesan Khusus Gizi Seimbang.
Adapun
pesan umum gizi seimbang ini berlaku untuk usia dewasa dari berbagai lapisan
masyarakat dalam kondisi sehat, dan untuk mempertahankan hidup sehat, pesan
tersebut adalah :
_
1.
Isi Piringku, Syukuri dan Nikmati Aneka Ragam Makanan.
Kita
semestinya bersyukur karena lahir dan hidup di negeri yang kaya akan sumber
makanan. Selanjutnya untuk memenuhi kecukupan zat gizi, serat, substansi
bioaktif, sebaiknya konsumsi makanan pokok, lauk hewani dan nabati, sayur, dan
buah yang beragam.
Konsumsi
aneka ragam pangan merupakan salah satu anjuran penting dalam mewujudkan gizi
seimbang. Selain itu juga perlu memperhatikan dari aspek keamanan pangan yang
berarti makanan dan minuman itu harus bebas dari cemaran biologis, kimia dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan
masyarakat.
Mengonsumsi
lebih dari satu jenis untuk setiap kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk,
sayuran dan buah-buahan) setiap kali makan akan lebih baik. Mensyukuri dan
menikmati makanan yang dikonsumsi dapat diwujudkan berupa berdoa sebelum dan
setelah makan dan makan dengan tidak tergesa-gesa
_
2.
Isi Piringku, Banyak Makan Sayuran dan Cukup Buah-Buahan.
Anjuran
konsumsi yaitu 2 porsi sayur dan 2 - 3 porsi buah setiap hari. Konsumsi sayur
dan buah yang cukup juga menurunkan risiko sulit buang air besar (BAB/sembelit)
dan kegemukan.
Konsumsi
sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit
tidak menular kronik. Konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup merupakan
salah satu indikator sederhana gizi seimbang.
Konsumsi
sayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah 400 g perorang perhari, yang
terdiri dari 250 g sayur (setara dengan 2½ porsi atau 2 ½ gelas sayur setelah
dimasak dan ditiriskan) dan 150 g buah, (setara dengan 3 buah pisang ambon
ukuran sedang atau 1½ potong pepaya ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran
sedang).
Pemerintah
menganjurkan untuk mengonsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram/orang/hari
bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram/orang/hari bagi remaja
dan orang dewasa. Sekitar 2/3 dari jumlah anjuran konsumsi sayuran dan buah-buahan
tersebut adalah porsi sayur.
_
3.
Isi Piringku, Biasakan Mengonsumsi Lauk Pauk yang Mengandung Protein Tinggi.
Sebaiknya
konsumsi lauk yang termasuk dalam kategori rendah lemak. Kelompok pangan lauk
pauk sumber protein hewani meliputi daging ruminansia (daging sapi, daging
kambing, daging rusa dll), daging unggas (daging ayam, daging bebek dll), ikan
termasuk seafood, telur dan susu serta hasil olahnya.
Kelompok
Pangan lauk pauk sumber protein nabati meliputi kacang- kacangan dan hasil
olahnya seperti kedele, tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah,
kacang hitam, kacang tolo dan lain-lain.
Dalam
mewujudkan Gizi Seimbang kedua kelompok pangan ini (hewani dan nabati) perlu
dikonsumsi bersama kelompok pangan lainnya setiap hari, agar jumlah dan
kualitas zat gizi yang dikonsumsi lebih baik dan sempurna.
Kebutuhan
pangan hewani 2-4 porsi, setara dengan 70-140 g (2-4 potong) daging sapi ukuran
sedang; atau 80-160 g (2-4 potong) daging ayam ukuran sedang; atau 80-160 g
(2-4 potong) ikan ukuran sedang sehari. Kebutuhan pangan protein nabati 2-4
porsi sehari, setara dengan 100-200 g (4-8 potong) tempe ukuran sedang; atau
200-400 g (4-8 potong) tahu ukuran sedang.
_
4.
Biasakan Mengonsumsi Aneka Ragam Makanan Pokok
memperoleh
cukup pangan untuk memenuhi kebutuhan energi menjadikan tubuh lebih sehat yang
diperoleh dari beragam jenis pangan yang dibutuhkan sehingga beragam zat gizi
ditemukan dalam beragam pangan dan kita membutuhkan jenis pangan yang beragam
pula untuk memenuhi semua kebutuhan.
_
5.
Isi Piringku, Batasi Konsumsi Pangan Manis, Asin, dan Berlemak.
Anjuran
batas konsumsi gula yaitu 4 sendok makan (50 gram), garam 1 sendok teh (5
gram), dan lemak 5 sendok makan (67 gram). Konsumsi gula lebih dari 50 g (4
sendok makan), natrium lebih dari 2000 mg (1 sendok teh) dan lemak/minyak total
lebih dari 67 g (5 sendok makan) per orang per hari akan meningkatkan risiko
hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung.
Beberapa
cara membatasi konsumsi gula adalah : Batasi konsumsi makanan dan minuman yang
manis; Kurangi penggunaan gula, baik pada berbagai minuman (teh, kopi, susu,
jus dan minuman lain bergula) maupun pada berbagai makanan, jajanan dan saat
membubuhkan pada masakan. Jika ingin memberi rasa pada minuman, dapat
ditambahkan potongan buah atau daun seperti jeruk nipis, daun mint; Ganti
makanan penutup/dessert yang manis dengan buah yang mempunyai rasa kurang manis
dan/atau sayur- sayuran segar; dan Manfaatkan informasi pada label kemasan
dalam memilih makanan yang kurang manis atau rendah kalori.
Rasa asin yang berasal
dari makanan adalah karena kandungan garam (NaCl) yang ada dalam makanan
tersebut. Konsumsi natrium yang berlebihan akan mempengaruhi kesehatan terutama
meningkatkan tekanan darah.
Masyarakat
dianjurkan mengonsumsi garam sekedarnya dengan cara menyajikan makanan rendah
natrium : Gunakan garam beriodium untuk konsumsi; Jika membeli pangan kemasan
dalam kaleng, seperti sayuran, kacang-kacangan atau ikan, agar membaca label
informasi nilai gizi dan pilih yang rendah natrium; Jika tidak tersedia pangan
kemasan dalam kaleng yang rendah natrium, pangan dalam kemasan tersebut perlu
ditiriskan bila mengandung cairan bergaram; Bila mengonsumsi makanan instan
yang bumbunya terpisah, dianjurkan mengurangi penggunaan bumbu yang bergaram;
dan Cobalah menggunakan bumbu tambahan lain seperti tomat, bawang, cabe, jahe
atau lainnya untuk meningkatkan rasa.\
_
6.
Isi Piringku, Biasakan Sarapan.
Pemenuhan
kebutuhan pada pagi hari akan menunjang kinerja aktivitas yang dilakukan
seharian. Kebiasaan meninggalkan sarapan berdampak pada kecenderungan konsumsi
berlebihan pada siang hari. Sebuah studi menunjukkan bahwa melewatkan sarapan
memiliki pengaruh yang lebih besar pada lingkar pinggang dan indeks masa
tubuh7.
_
7.
Isi Piringku, Biasakan minum air putih yang cukup dan aman,
Asupan
air yang cukup seperti 8 - 10 gelas sehari akan membantu fungsi utama ginjal
dan mampu menggantikan cairan tubuh yang hilang.
_
8.
Isi Piringku, Biasakan Membaca Label
Membiasakan
melihat, menemukan dan membaca label pada kemasan
pangan, mengetahui komposisi, zat gizi, label dan sertifikasi, dan kadaluarsa
suatu produk yang akan dikonsumsi memudahkan kita memilih bahan pangan yang
sehat, aman, dan bernilai gizi seimbang.
_
9.
Sebeleum Menyentuh Isi Piringku, Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Air Bersih
Mengalir.
Mencuci
tangan sebelum makan adalah salah satu upaya kesehatan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme masuk ke dalam tubuh. Terapkan enam langkah cuci tangan dengan
tepat.
Ingin
hidup lebih sehat, masyarakat sebaiknya memperhatikan isi
piringku. Ada ungkapan ingin hidup seribu tahun lagi, tapi apakah
menyenangkan bila diri kita hidup panjang dengan penyakit ? tentunya tidak.
-----------------------------------------
Laporan
: Instalasi Humas dan PKRS RSKO Jakarta
Share This News